Hot Pot Koeno Koeni di Cipete Raya

Setelah perjalanan tersendat di Jalan Pangeran Antasari, saya pun tiba di Jalan Cipete Raya, Selasa (2/2). Saat itu cuaca di kawasan Cipete agak berawan meski sinar matahari masih bisa menembus awan. Melintas di jalan itu agak melambat karena mencari sebuah restoran yang kala itu belum terpasang papan nama. “Depan Klinik Cipete.” Begitu pesan singkat yang dikirim ke saya. Setelah melihat sebuah bangunan dan area parkir yang cukup luas, saya pun masuk ke area parkir itu. Ya, itu sebuah restoran baru di Jalan Cipete Raya. Saat kali pertama datang, memang di bagian depan bangunan belum terpasang papan nama restoran. Tapi nama restoran itu ada di bagian dalam restoran. Namanya Koeno Koeni. Restoran yang dikelola oleh Albert Susilo dan Mega Winarta itu membuat konsep menu Hot Pot. Atau banyak dikenal orang shabu shabu. Albert mengatakan, restoran ini merupakan bagian dari restoran yang ada di Kota Semarang, Jawa Tengah. Cuman yang membedakan kalau di Semarang terdapat galeri barang antik. “Di sini tidak ada barang antik. Itu yang membedakan. Karena luas area juga lebih luas di sana sehingga memungkinkan membuat dengan konsep galeri, ” kata Albert. Adanya galeri itu maka namanya dibuat Koeno Koeni, yang dibaca konu kuni. “Orangtua kami senang dengan barang antik,” kata Albert yang sebelumnya mengelola coffee shop di tempat ini sebelum diubah menjadi restoran Hot Pot itu. Tiga rasa kuah Begitu masuk ke dalam restoran itu, Anda bisa memilih meja dan kursi sesuai dengan jumlah orang. Bisa untuk dua orang, tiga orang, hingga 10 orang. Jika sampai 10 orang, beberapa meja dijadikan satu. Di setiap meja tersedia satu kompor dan panci untuk merebus aneka menu shabu. Di dalam pot atau panci itu bisa dibagi dua atau hanya satu. Jika dibagi dua, kuah untuk merebus bisa terbagi menjadi dua rasa. Kuah atau kaldu yang ditawarkan ada empat jenis, yakni tomyam, yakiniku, beef, dan chicken. Menu yang tersedia adalah dalam bentuk paket yang disesuaikan jumlah orang, yaitu menu paket berdua dengan harga Rp 199.000 dan paket berempat Rp 399.000. Di dalam paket itu terdapat di antaranya bakso ikan, bakso sapi, stik kepiting, tofu, cumi, daging sapi, daging ayam, dan aneka sayuran. “Kami tawarkan yang berbeda. Tidak dalam model all can you eat, ” kata Mega Winarta. Untuk menambah bumbu atau sauce, pengunjung bisa meracik sendiri. Untuk bumbu-bumbu itu, Koeno Koeni sudah menyiapkan aneka bumbu dasar, pengunjung bisa mengolah sendiri. “Ini yang tidak ada di tempat lain. Pengunjung bisa membuat sesuai selera sendiri. Mau bikin sangat pedas pun silakan,” kata Mega. Tempat kumpul Di tempat ini tidak hanya siap untuk makan siang atau makan malam saja. Restoran yang buka dari pukul 11.00 hingga pukul 23.00 itu bisa dipakai untuk acara kumpul-kumpul. Misalnya arisan, rapat kecil, dan gathering. Albert mengatakan, untuk acara kumpul-kumpul bisa memakai tempat yang berada di lantai dua. Di lantai ini ada tiga ruang yang bisa dipakai untuk rapat kecil atau menjamu klien. Jika membutuhkan tempat yang lebih banyak bisa memakai semua di lantai dua. Kapasitas di lantai bisa mencapai 100 orang. “Kami siapkan seperti di lantai satu. Tetapi jika ada permintaan model prasmanan, kami juga siapkan. Semua tergantung dari permintaan konsumen,” kata Albert. (ang)

Comments

Popular posts from this blog

Perusahaan Ini Melanjutkan Proyek Properti di Karawaci

Humobility World, Komitmen Daihatsu Terhadap Manusia dan Lingkungan (I)

Bursa Mainan Prumpung Jadi Pilihan