Humobility World, Komitmen Daihatsu Terhadap Manusia dan Lingkungan (I)

MEMASUKI usia 100 tahun atau 1 abad mempunyai arti tersendiri bagi sebuah perusahaan. Perjalanan selama 100 tahun bukanlah suatu perjalanan yang singkat. Hal ini juga dirasakan oleh perusahaan otomotif asal Jepang, Daihatsu.
Pada bulan Maret tahun 1907, Daihatsu mulai didirikan. Sembilan bulan kemudian menghasilkan sebuah mesin dengan power 6 tenaga kuda (HP). Pada tahun 2007, tepat 100 tahun usia Daihatsu. Keberadaan Daihatsu itu tidak hanya di Jepang saja. Nama ini juga hadir di Indonesia, Malaysia, Vietnam, Venezuela, Jerman, hingga Belanda.
Untuk memperingati perjalanan 100 tahun itu dan rencana 100 tahun berikutnya, perusahaan itu mendirikan sebuah museum yang menyatu dengan kantor pusat Daihatsu di Ikeda, Osaka, Jepang. Museum itu diberi nama Humobility World.
Humobility diambil dari dua kata, yakni human dan mobility. Dua kata itu menunjukkan bahwa Daihatsu berkomitmen terhadap perkembangan teknologi otomotif yang ramah dan akrab kepada manusia (pengguna) dan lingkungan. Di museum itu Daihatsu ingin memperlihatkan sejarah perjalanan selama 100 tahun dan pengembangan teknologi selanjutnya yang ramah lingkungan.
Atas undangan PT Astra Daihatsu Motor (ADM), agen tunggal pemegang merek (ATPM) Daihatsu di Indonesia, Warta Kota berkesempatan mengunjungi museum pada hari Jumat (26/10). Humobility World dibagi dalam tiga bagian di tiga lantai terpisah. Di dalam museum itu dapat melihat semua jenis kendaraan yang telah diproduksi dan akan diproduksi atau konsep.
Sebelum berkeliling, Shigeharu Toda selaku General Manager Asia Division Daihatsu Motor Company (DMC), memberikan penjelasan mengenai arti nama Daihatsu. Daihatsu itu terdiri dari dua kata, yaitu Dai dan Hatsu. Masing-masing kata itu mempunyai arti tersendiri. Nama ini belum banyak diketahui oleh masyarakat.
"Dai dalam bahasa Jepang berarti Osaka. Hatsu bermakna engine atau mesin. Kedua kata itu digabungkan berarti mesin dari Osaka. Kenapa dari Osaka karena lokasinya berada di Kota Osaka," kata Toda yang cukup fasih berbahasa Indonesia itu.
Perjalanan di museum itu dimulai dari lantai dua. Di lantai dua ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu galeri Daihatsu dan teknologi awal dari Daihatsu. Di galeri Daihatsu dapat melihat berbagai model mobil yang diproduksi di Jepang dan luar Jepang. Selain itu juga melihat berbagai iklan komersial Daihatsu dari seluruh dunia, termasuk iklan Daihatsu milik PT ADM.
Masih di lantai dua, dapat dilihat tiga produksi pertama dari Daihatsu. Ketiga  produksi pertama itu adalah mesin diesel LH-25 dibuat di tahun 1923 yang dapat digunakan berbagai kegiatan termasuk membuat es batu. Dua produksi lainnya adalah motor dengan roda tiga (1931) dan mobil roda tiga dengan nama Bee (1951).
Di lantai tiga dapat dilihat mobil produksi Daihatsu pada era tahun 1957-an hingga 1980-an. Di tempat itu terpajang mobil mini dengan nama MP5 Midget. Mobil memiliki single kabin dengan bak terbuka. Mobil jenis ini di Indonesia masih dapat ditemui di sekitar Mnggabesar dan di sekitar Gedung Wisma Dharmala, yakni Bemo. Ketika itu orang Jepang dianggap berada jika di rumahnya memiliki MP5 Midget, TV hitam putih, dan mesin cuci.
Selain Midget, juga terdapat mobil yang juga sempat wira-wiri di Indonesia hingga saat ini, yaitu Daihatsu Charade tahun produksi 1977. Kolaborasi antara Daihatsu dan Toyota hanya diketahui melalui Daihatsu Xenia dan Toyota Avanza serta Daihatsu Terios dan Toyota Rush. Di tahun 1969, kedua produsen itu sudah berkolaborasi dan menghasilkan mobil bernama Consorte Berlina.
Bila dilihat semua model yang dipajang di Humobility World, mobil itu mempunyai kapasitas mesin di bawah 1.000 cc atau small car. Kecuali Daihatsu P-5 mempunyai kapasitas mesin 1.300 cc. Mobil itu merupakan mobil balap yang diturunkan di Japanese Grand Prix. (ang)

Comments

  1. Bemo ada, tapi taft ngga ada ya pak?

    ReplyDelete
  2. bemo ada, charade ada, cuman taft yg gak ada bro

    trims atas kunjungannya

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Perusahaan Ini Melanjutkan Proyek Properti di Karawaci

Bursa Mainan Prumpung Jadi Pilihan