Small Car, Mobil Masa Depan (II/habis)

LANGIT berwarna biru dengan awan berwarna putih terlihat cerah. Tetesan embun di pagi hari begitu jelas terlihat. Udara bersih dan segar. Kondisi alam seperti itu dicita-citakan oleh banyak orang. Termasuk produsen mobil asal Jepang, Daihatsu. Sebagai produsen Daihatsu ingin menghadirkan mobil yang akrab dengan lingkungan.
Gambaran itu terlihat dalam Museum Daihatsu dengan nama Humobility World. Di dalam museum yang menyatu dengan kantor pusat Daihatsu di Ikeda, Osaka, Jepang, itu tidak hanya memperlihatkan kendaraan atau mesin pertama yang diproduksi oleh Daihatsu, mulai dari era 1930-an hingga 1980-an. Mobil-mobil itu hadir dengan ukuran kecil dan kapasitas mesin tidak lebih dari 1.300 cc.
Karena ukuran dan kapasitas mesin kecil, produsen dengan lambang huruf D itu memiliki slogan we make it compact. Di tahun 2007 bersamaan dengan 100 tahun usia Daihatsu, slogan itu berubah menjadi innovation for tomorrow. Slogan itu ingin menunjukkan rencana Daihatsu untuk 100 tahun berikutnya. Inovasi itu tidak hanya soal mesin saja, tetapi inovasi teknologi yang akrab dengan lingkungan.
"Small car is friendly. Small is future. Mobil kecil itu sangat ramah. Ramah terhadap pengguna maupun lingkungan. Meski ukuran mobil kecil, soal keamanan tetap menjadi prioritas kami. Di sini kami ingin memperlihatkan apa saja yang akan dilakukan oleh Daihatsu ke depan atau akan datang. Ke depannya kami juga melihat ukuran mobil mempunyai ukuran yang kecil," Shigeharu Toda selaku General Manager Asia Division Daihatsu Motor Company (DMC).
Rencana pengembangan itu dapat dilihat di museum di lantai empat, dengan nama Humo Technology Lab. Di lantai itu juga terlihat peta dunia. Peta itu menunjukkan bahan dasar untuk bagian-bagian mobil diambil dari negara-negara yang ada di dunia ini. Itu menunjukkan material untuk mobil ke depannya juga akan tergerus habis. Untuk itu Daihatsu harus memikirkan pengganti dari bahan material untuk membuat kendaraan.
Salah satu rencana itu adalah membuat mobil tanpa menggunakan bahan bakar minyak atau bensin. Di salah satu ruangan di lantai empat itu pengunjung museum diperlihatkan prototipe dalam bentuk mini, berukuran mainan remote control, mobil Daihatsu mengandalkan sinar matahari dan air sebagai mesin untuk menggerakan mobil itu. Mobil mini dipasang beberapa solar sel dan tabung air. Solar sel itu berfungsi menyedot panas dari sinar matahari. Panas dari sinar matahari itu untuk memanaskan air yang dalam tabung.
Sebagai ilustrasi, sinar matahari itu diganti dengan dua lampu berdaya besar. Sinar dari lampu itu ditangkap melalui solar sel dan dialirkan ke tabung air. Proses itu dibutuhkan beberapa menit saja. Setelah semua tenaga dari sinar matahari itu terkumpul, mobil kecil itu dicoba untuk dijalankan. Mobil kecil itu pun dapat dijalankan. Itu salah satu cita-cita dari Daihatsu dalam mengembangkan kendaraan yang ramah terhadap lingkungan.
Mobil berukuran kecil tetapi ramah terhadap semua aspek juga sudah diproduksi. Seperti Daihatsu Mira dan Daihatsu Move. Meski termasuk small car, mobil ini ramah terhadap penggunanya. Tidak hanya bagi orang normal, tetapi juga bagi penyandang cacat. Bagi pengguna kursi roda, untuk masuk ke dalam mobil dibuat dengan mudah melalui kedua mobil itu. Bagian belakang Daihatsu Move disiapkan "jalan" masuk bagi pengguna kursi roda. Sedangkan Daihatsu Mira kursi bagian penumpang depan bisa dipakai bagi pengguna kursi roda.
Mobil hybrid pun juga dikembangkan. Salah satu produk dari mobil jenis ini adalah Daihatsu Hijet Cargo Hybrid. Perusahaan ini tidak hanya memperlihatkan soal mobil yang ramah lingkungan saja. Pabrik pun akan dibuat yang ramah lingkungan. Hasil limbah pabrik pun akan dibuat menjadi ramah lingkungan. Termasuk asap pabrik pun dihilangkan. (ang)

Comments

Popular posts from this blog

Perusahaan Ini Melanjutkan Proyek Properti di Karawaci

Humobility World, Komitmen Daihatsu Terhadap Manusia dan Lingkungan (I)

Bursa Mainan Prumpung Jadi Pilihan